Ikan depik belum punah di Aceh Tengah

TAKENGON – Depik (Rasbora Tawarensis) ikan khas danau laut tawar Aceh Tengah, keberadaannya mulai terancam punah. Tim peneliti dan ahli menyatakan, ikan khas itu mengalami penurunan yang signifikan. Mahasiswa di sana melakukan demo, sehubungan menciutnya ikan depik.

Namun, kadis Perikanan Aceh Tengah, menilai ikan khas danau laut tawar itu belum punah. “Masih banyak yang dijual di pasar,“ sebut kadis perikanan, Absardi, AR, tadi malam.

Dikatakan, manusia terus bertambah mengkonsumsi ikan depik. Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, sementara ikannya masih seperti itu. Kalau dikatakan punah, buktinya yang menjual ikan ini masih ada.

Sedangkan, hasil penelitian tim ahli, Muchlisin, menyebutkan, ikan air tawar itu, selain faktor nelayan yang menangkap ikan dengan jaring, ada spesies alien yang memangsa depik. Spesies alien itu ditebar oleh pihak tertentu (Pemda).

Menurut tim ahli, penyusutan ikan depik mencapai 83.5% selama dua dekade terakhir. Pada 1988 ikan depik yang diproduksi nelayan mencapai 455 ton. Sementara tahun 2008 hanya tinggal 74.5 ton.

Penyusutan yang luar biasa itu, menurut Absardi, karena jumlah manusia yang mengkonsumsi ikan depik terus meningkat, sementara jumlah ikannya tetap. ”Manusianya yang bertambah, sementara jumlah ikan tetap seperti itu,” katanya.

Dinas Perikanan Aceh Tengah juga mendatangkan tim ahli dari Riau untuk mengembangkan ikan air tawar.

“Kita mendatangkan tim ahli dari Balai Besar Perikanan Riau untuk meneliti dan mengkaji kehidupan perikanan yang ada di Danau Laut Tawar. Tim ini sudah bekerja sejak Februari lalu,” jelasnya. (Waspada Online)

Tulisan ini dipublikasikan di Berita. Tandai permalink.