Film ‘Peujroh Laot’ Ikut Festival di Perancis

BANDA ACEH – Film dokumenter ‘Peujroh Laot’ produksi Panglima Laot Aceh bekerjasama dengan Food and Agriculture Organization of the United Nations (UNFAO) ikut ambil bagian dalam festival film nelayan se-dunia di Perancis, 11-13 Maret 2010 mendatang.

Sekjen Panglima Laot (Lembaga adat laut) Aceh, M Adli Abdullah, tadi siang, di Banda Aceh, menyatakan, hasil setelah dilakukan seleksi film itu masuk dalam kategori 16 besar dari seratusan karya film dokumenter.

Film yang mengambil lokasi di Aceh, dan dibintangi group ‘Empang Breuh’ (kelompok komedian Aceh) itu akan bersaing dengan karya dari berbagai negara. Film disutradarai Ayah Doe itu menceritakan pentingnya hukum adat laut, dan penyelesaian sengketa antar nelayan.(Waspada Online).

Film tersebut mengisahkan tentang pentingnya keterlibatan semua pihak dalam pengambilan kebijakan, dan komponen masyarakat untuk mempromosikan potensi perikanan serta mengelola sumber daya di pesisir Aceh.

Sementara Coordinator ICSF dan penasihat khusus co-management UNFAO, John Kurien, mengatakan, film Peujroh Laot sangat menarik, karena kisah yang diangkat dapat memberi informasi bagi orang luar Aceh.

“Banyak hal yang bisa didapatkan dari film itu seperti adat penyelesaian pertikaian dan berbagai potensi perikanan yang memiliki nilai jual dan masih dapat dikembangkan,” katanya.

Film yang menjadi salah satu nominasi itu, menurutnya, karena kisah yang dipaparkan merupakan tradisi turun temurun yang terus dijaga dan dirawat generasi selanjutnya.

Adli menyatakan, masuknya film Pejroh Laot dalam nominasi 16 besar dibenarkan panitia festival film dokumenter nelayan se-dunia  Mr Alain Le Sann. Menurut panitia, kisah yang diangkat dalam film tersebut sangat komplit.

“Ini penting bagi pendidikan anak nelayan, menjaga lingkungan, pemeliharan adat dan penyelesaian konflik dan dikemas dengan bahasa daerah menjadi nilai lebih bagi film itu,” katanya.

Lorient Film Festival itu merupakan program yang diselenggarakan The Lorient Fishermen’s Committee together with the authoritas pelabuhan Perancis. Film tersebut telah diseleksi dengan kisah yang diangkat tentang kehidupan masyarakat nelayan. Umumnya film yang menjadi nominasi adalah film documenter, dan fiksi. (Waspada Online).

Tulisan ini dipublikasikan di Berita. Tandai permalink.